Demi Waktu



WAKTU telah diatur dengan perhitungan yang Maha Teliti oleh Allah. Karena itu, tak perlu kita berpikir untuk mengatur waktu, terlebih mengatur ulang WAKTU-WAKTU yang telah ditetapkan-Nya. Jika tetap saja ingin mengatur WAKTU, ketahuilah bahwa satu-satunya cara paling bijak untuk mengatur waktu adalah mengatur diri kita sendiri, karena memang kitalah yang pada akhirnya akan dimintai pertanggungjawaban, bukan WAKTU.

TIME has been managed with the Most Elaborate calculation by Allah. Therefore, we don’t need to think for manage the TIME, especially resetting the TIME had been established by Him. If we want to still manage the TIME, know that the only one wise way to manage TIME is manage ourselves, because we are ultimately who will be held accountable, not the TIME.


Salah satu petunjuk pengaturan diri dalam kaitan konteks dengan WAKTU, terkandung dalam Al-Quran, khususnya di dalam Surat yang sangat pendek (seolah menyiratkan singkatnya WAKTU di dunia ini), tetapi kandungan maknanya melampaui dunia beserta isinya. Kandungan maknanya menerobos dinding-dinding ringkih dunia. Surat pendek itu hanya terdiri atas 3 Ayat:

وَالْعَصْرِ ﴿١﴾ إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ ﴿٢﴾ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ﴿٣﴾


Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al-Ashr: 1-3)

Dalam Tafsir Fi Zhilalil Quran (Di bawah Naungan Al-Quran), Sayyid Quthb menjelaskan bahwa dalam Surat pendek yang hanya terdiri atas tiga ayat ini, tercermin pedoman hidup yang lengkap bagi kehidupan manusia. Dalam Surat pendek yang hanya terdiri atas tiga Ayat ini, tersingkap rambu-rambu keimanan beserta hakikatnya yang besar dan lengkap dalam bentuk yang sejelas-jelasnya dan secermat-cermatnya.

Hakikat besar yang tersingkap dalam Surat ini, masih menurut Sayyid Quthb, adalah bahwa dalam semua rentang zaman, masa, atau waktu, dan dalam perkembangan manusia sepanjang rentang itu, hanya ada satu jalan yang menguntungkan dan menyelamatkan, yakni jalan yang batas-batas dan rambu-rambunya telah ditegaskan dalam Surat ini. Di luar batas dan rambu-rambu itu adalah arena kerugian dan kesia-siaan.

Di akhir tafsirnya, Sayyid Quthb menegaskan, Surat ini memastikan batas jalan, bahwa jalan kehidupan ini menuju kerugian, “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati dalam menaati kebenaran dan nasehat menasehati dalam menetapi kesabaran

0 Response to "Demi Waktu"

Posting Komentar