Detoks Racun Ateisme dalam Jiwa



Tak diragukan lagi, seluruh ummat manusia di permukaan bumi ini percaya akan adanya kematian; percaya pula bahwa ada saatnya seluruh kehidupan di dunia ini akan musnah. Sayangnya, dari seluruh manusia yang percaya terhadap adanya kematian, ternyata tidak semua percaya akan adanya hari kebangkitan. Dengan sendirinya, mereka tidak percaya akan adanya kehidupan setelah kematian. Siapakah sebenarnya mereka?

Mereka adalah penganut faham Ateisme. Merujuk beberapa sumber, pengikut faham Ateisme ternyata jumlahnya cukup besar di dunia dan mereka tersebar di seluruh penjuru mayapada ini. Sebuah laporan menyebutkan, pengikut Ateis saat ini adalah terbesar ketiga setelah Kristen dan Islam. Keraguan dan kerancuan berpikir para penganut Ateis terhadap hari kebangkitan, karakteristik mereka seluruhnya sama di semua zaman. Al-Quran mengabadikan keraguan dan kerancuan berpikir mereka:

Mereka berkata: “Apabila kami telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang hancur, apakah benar-benar kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?” (QS. Al-Isra: 49)

Penganut paham Ateis meyakini bahwa manusia hidup dan mati hanya karena proses alam saja. Manusia (menurut mereka) adalah mahkluk energi, yang pada akhirnya akan mati karena kehabisan energi. Setelah kematian datang menjemput maka selesai sudah semua masalah. Itulah keyakinan “beracun” penganut Ateis. Mereka tidak hanya sebatas tidak mengakui adanya Tuhan, tetapi sekaligus juga mereka tidak mengakui semua kebenaran yang diberitakan oleh Tuhan melalui makhluk-makhluk pilihan-Nya. Tak heran jika para penganut Ateis hanya fokus pada kehidupan dunia saja. Mereka tidak mengakui dan sekaligus tidak peduli dengan kehidupan akhirat. Mereka menganggap bahwa kehidupan akhirat itu hanya cerita dongeng orang-orang terdahulu. Al-Quran mengabadikan semua paham “beracun” mereka:

Dan mereka berkata: “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa”. Dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja. (QS. Al-Jatsiyah: 24)

Paham Ateis ini berkembang luas di Eropa dan Amerika. Tetapi berita baiknya, fakta yang sedang terjadi saat ini adalah, Islam adalah agama yang sedang tumbuh pesat di Eropa dan Amerika belakangan ini. Subhanallah … Cahaya kebenaran memang tak akan pernah terpadamkan! Cahaya di atas cahaya … Nuurun ‘ala nuur.

Saudaraku semua yang membaca artikel ini, waspadalah! Paham Ateis, diam-diam sedang berusaha menancapkan kaki-kakinya di Indonesia. Tanpa kenal lelah, para penganut paham Ateis terus aktif menyebarluaskan pemikiran-pemikiran beracun mereka pada generasi. Mereka sedang berusaha membangun opini bahwa demi HAM (Hak Asasi Manusia), mereka berhak hidup di bumi Indonesia, atau di belahan bumi manapun, sekaligus mereka berhak untuk menyebarluaskan pemikiran beracun itu. 

Waspadalah wahai saudaraku semua! Kokohkan sendi-sendi akidah kehidupan kita. Kuatkan benteng-benteng pertahanan diri dan keluarga kita dari segala bentuk fitnah akhir zaman. Keraguan, ketidakpercayaan, dan pengingkaran terhadap kebangkitan atau kehidupan setelah kematian adalah pemikiran beracun yang harus kita netralkan, harus kita bersihkan dari relung-relung hati kita, dari relung-relung hati anak-anak kita. Kita butuh semacam Detoksifikasi (biasa disingkat detoks atau detox) segala racun-racun Ateisme dalam jiwa. Al-Quran sebagai pedoman hidup yang tak ada satupun keraguan di dalamnya, adalah Kitab penuntun terbaik untuk membangun kemurnian akidah dan segala kebaikan hidup (dunia dan akhirat).

Tatkala kaum Ateis dan para pendukungnya meragukan kebangkitan atau kehidupan setelah kematian, Al-Quran menyapa hati kita dengan penuh kelembutan untuk menyaksikan fakta fenomenal kekuasaan-Nya dalam memperlihatkan isyarat kebenaran kebangkitan itu melalui kisah keteladanan Nabi Ibrahim as. 

Nabiyullah Ibrahim as adalah seorang yang sangat yakin akan kekuasaan Allah dalam menghidupkan kembali makhluk yang telah mati. Suatu ketika, muncul di dalam hatinya suatu keinginan untuk dapat menyaksikan hal ini secara langsung dengan mata kepala sendiri sehingga keimanannya menjadi semakin kuat dan mantap. Beliau memohon kepada Allah agar dapat ditunjukkan kepadanya hal tersebut.

Allah SWT mengabulkan permintaan Nabi Ibrahim as. Allah memerintahkan beliau untuk menangkap hidup-hidup empat ekor burung, kemudian dikumpulkan, lalu ke-4 burung tersebut dipotong-potong hingga tercerai-berai menjadi bagian-bagian kecil. Setelah itu, beliau diperintahkan lagi untuk menempatkan potongan-potongan kecil dari keempat ekor burung tadi secara acak di beberapa buah gunung.

Tuntas semua itu dilakukan, Allah SWT kemudian meminta Nabi Ibrahim as untuk memanggil keempat burung tersebut. Apa yang terjadi? Subhanallah, Masya Allah. Dalam sekejab, beliau melihat suatu kejadian yang sangat menakjubkan: potongan-potongan burung tadi kembali bersatu dan menjadi empat ekor burung yang utuh dan sempurna seperti semula dan semuanya berkumpul kembali di hadapan Nabi Ibrahim as. 

Subhanallah, Masya Allah. Peristiwa tersebut di atas diabadikan oleh Allah SWT di dalam Al-Quran: 

“(Ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Wahai Rabbku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu ?" Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku). Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. lalu letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera" Ketahuilah bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" (QS. Al-Baqarah: 260). Apalagi yang masih bisa diragukan?

0 Response to "Detoks Racun Ateisme dalam Jiwa"

Posting Komentar